Minggu, 28 Desember 2008

Happy New Year! (Selamat Tahun Baru!)


Glitterfy.com - Glitter Graphics

Happy new year, itulah yang orang-orang nantikan dan akan orang-orang ucapkan pula dihari pergantian akhir tahun menuju keawal tahun yang mana seremony inilah yang akan dilaksanakan setiap tahunnya  dan akan ditunggu-tunggu hingga tepat pukul 12.00 malam, semua orang dari belahan bumi timur sampai belahan bumi barat yang ingin merayakannya dengan penuh suka cita akan rela menunggu hingga detik-detik terakhirnya akhir tahun 2008 ini hingga menuju detik awal hari tahun 2009 yang semua orang pastinya berharap dan punya harapan semoga kita akan bahagia dan lebih baik dibandingkan tahun kemaren.

Semua yang merayakannya akan rela mengadakan berbagai macam acara untuk menyambut "happy new year" tersebut yang mana biaya yang dikeluarkan tidak sedikit toh itu hanya setahun sekali. dihari itu bagi orang yang merayakannya mereka berkumpul dan biasanya bagi anak muda yang paling antusias menyambut tahun baru tersebut dan tentunya tidak ketinggalan pula kembang api yang akan dinyalakan tepat didetik terakhir akhir tahun  yang mana detik terakhir tersebut adalah juga sebagai awal tahun bagi tahun baru yang telah ditunggu-tunggu dan  harapan yang baik ditahun baru tersebut, dan semoga harapan itu dikabulkan oleh tuhan YME yang mana dengan kita melihat kebelakang khususnya negara kita sendiri sudah banyak terjadi kejadian-kejadian ditahun 2008 ini yang mana moral bangsa ini semakin terpuruk dan tenggelam dengan budaya barat, tapi ketika muncul kata "budaya barat" apakah perayaan tahun baru itu bukan budaya barat??? coba anda beri komentar tentang itu, bagaimana opini anda tentang budaya barat dan apakah perayaan tahun baru itu juga berasal dari sana? 

KERINDUAN (Cinta Pertamaku)



Jiwa ini sedang dirundung rindu
Tuk hadirkan satu hati bersamamu
Sahabat… Mari kita bangun kembali
Segalanya di sini
Datanglah bersama iman di jiwa
Hadirmu semoga membawa cahaya
Di dalam ukhuwah kita
Yang kan kita jalin bersama… Semoga…

“Hey!!! Menyanyi saja kerjanya!.”
Hentakan Fahrul membuatku berhenti menyanyi. “Eh kamu Rul! Dari mana saja kamu? Kenapa tidak pulang tadi malam?”.
“Ah biasa, menjangkau yang tak pasti”. Ucapnya yakin.

Fahrul adalah teman satu kost ku yang super sibuk. Entah apa saja yang dikerjakannya. Sehingga membuatnya lebih sering menginap di tempat temannya.

Pagi itu ba’da sholat shubuh dan membolak-balik buku catatan ku yang sudah mulai usang.
Tanpa tersadar aku menyanyikan bait lagu al-maydani yang sangat menggambarkan kerinduanku selama ini dengan seorang teman yang selama ini banyak membantuku.
Tempatku berkeluh kesah dan canda tawa. Sebagai seorang sahabat aku takkan pernah melupakannya.

Azizah namanya. Mahasiswi semester 5 di sebuah universitas negeri di medan. Perawakannya kecil, berwajah ayu, mungkin karena rajinnya dia beribadah, Murah senyum sehingga membuat banyak lelaki di kampus yang menyukainya. Apalagi dengan lesung pipitnya yang hanya di pipi kanannya.

--o0o--

“Azzam, pulang kuliah kita ke rumahku yuk?” Ajak Zizah kepadaku. “Ada rencana apa nih di rumah?” Ku balik tanya. “Sudah pokoknya kamu ikut aku saja”. Pintanya dengan sedikit memaksa. “Baiklah kalau begitu! Tapi ntar ongkosin aku ya?”
Kalau urusan itu kamu terima beres ajalah”.

Kuliah terakhir pun usai. Kulirik jam di hp menunjukkan pukul 14 lebih 15 menit. Waktu yang menantang aku untuk makan siang. Rasanya telah terjadi unjuk rasa di dalam perutku. “Hmm dimana aku makan siang ini ya?”. Hatiku bergumam. Kurogoh kantongku, hanya ada selembar uang Rp. 10.000. Wah… cukuplah makan dengan lauk ikan ditemani teh manis dingin.

Keluar dari ruangan kuliah Azizah menghampiriku. “Gimana berangkat kita sekarang?”. Aku baru teringat kalau aku sudah janji untuk main ke rumah Zizah sepulang kuliah. “Astaghfirullah… Aku hampir lupa!”.
“Aku tahu pasti kamu belum makan kan? Kamu kan kalau belum makan pasti penyakit lupa selalu muncul”. Ledeknya kepadaku.
“Sudah ayo berangkat!” Ajaknya.

Dalam perjalanan aku masih berfikir ada apa dengan Azizah. Tidak biasanya dia mengajakku ke rumahnya selain untuk diskusi. Tetapi tadi ketika aku Tanya dia merahasiakannya. Oh… acara makan saja mungkin. Terawangan sederhana ini mungkin ada benarnya karena kalau tidak diskusi biasanya diisi dengan acara makan-makan saja.

Bermacam pikiran yang ada dalam benakku. Kulihat Zizah hanya diam. Matanya asyik berlayar melihat segala hal yang kami lalui. Sesekali terlihat melamun. Aku sendiri tidak berani mengajaknya mengobrol. Sudah menjadi kebiasaannya kalau tidak ada hal yang penting dibicarakan, Azizah lebih memilih diam. Mungkin dia sangat memahami dan mengamalkan hadist Nabi “Berkatalah yang baik atau lebih baik diam”.

Akhirnya aku sampai di rumahnya. Perjalanan yang membosankan ditambah udara yang panas membuat peluhku bercucuran. Kulihat tidak ada yang berbeda sejak terakhir kali aku ke rumahnya seminggu yang lalu. Dipersilahkannya aku masuk dan akupun duduk di kursi sofa yang cukup empuk. Adiknya sedang makan seraya Zizah mengajakku makan siang.
Selepas makan, diajaknya aku ke taman di belakang rumahnya. Suasana yang sangat nyaman kupikir. Udaranya yang sejuk. Sengatan matahari terhalang dedaunan pohon yang ditanam dan berdiri dengan kokohnya. Semilir angin sepoi-sepoi menambah ketentraman hati di siang itu.

“Azzam… Ada yang ingin kusampaikan kepadamu. Mungkin hari ini adalah waktu yang tepat bagiku untuk menyampaikan isi hatiku kepadamu”.
Jreng…Jreng… Seperti di film-film saja pikirku.
“Apa gerangan itu sahabatku?” Tanyaku seperti sedang main film.
“Azzam, kamu adalah sahabat yang paling dekat denganku selama ini. Aku sudah mempercayaimu walaupun banyak sisi burukmu yang aku dapati. Tetapi itulah hidup, harus selalu ada warna-warni”.
“Kamu ingat hari ini adalah hari ulang tahunku?” Tanyanya
“Astaghfirullah… hari ini kan tanggal 22 September. Wah sudah 21 tahun umur dirimu sekarang”.
Aku benar-benar lupa kalau sobat karibku berulang tahun hari ini. Aku malu jadinya.
“Tapi itu tidak penting Azzam. Ada hal yang lebih penting dari sebatas ulang tahun”.
Hatiku semakin berdebar akan kelanjutan omongannya. Wajahnya yang serius membuatku semakin bertanya-tanya.

“Azzam, cinta susah ditebak ya? Terkadang dia muncul dengan sendirinya, terkadang juga dia akan pergi begitu saja tanpa sebab yang pasti”.
Waduh ada apa lagi nih. Pikiranku semakin kacau tidak karuan. Apa Azizah sedang jatuh cinta? Tapi dengan siapa Ya? Setahuku dia tidak begitu deat dengan laki-laki. Atau ini hanya bahan diskusi. Ah… semuanya akan terjawab kalau Azizah menyelesaikan pembicaraannya.
“Azzam… kamu tahu siapa pria itu yang membuatku jatuh cinta?”
“Siapa?”. Tanyaku penasaran.
“Dia adalah kamu Azzam!” Ucapnya jelas.
Duarrrr!!! Seperti petir di siang bolong. Pernyataannya membuatku terkejut setengah mati. Tidak kuduga keluar dari bibirnya kata-kata cinta. Wanita yang kuanggap tertutup dengan cinta, tetapi justru aku dengar sekarang. Wah… apa maksudnya nih!!!
“Aku ingin kelak kamu tetap di sampingku. Aku ingin kamu menjadi suamiku walau tidak dalam waktu dekat ini”.
“Azzam… kamu bersedia kan?” Pertanyaannya menyadarkan aku dari lamunan.
“Aku sudah mendapat izin dari orang tuaku.”.
“Kamu ini kenapa Zizah? Mengapa kamu mengeluarkan kata-kata ini?”. Tanyaku sedikit bingung.
“Azzam… Aku serius. Semua ini karena kamu yang telah mengajarkan ku”.
Aku benar-benar tak sadar dengan hal ini. Ternyata ada benih cinta yang tersemai selama pertemanan kami. Wallahu a’alam.
“Ya udah… aku akan beri kamu waktu sampai kamu benar-benar siap dengan jawabanmu…Ok!”

--o0o--

Hari-hari selanjutnya kulalui hanya memikirkan pertanyaan Azizah. Kebingungan menggelayutiku. Bingung harus berbuat apa. Tak berani aku menghubungi Azizah. Khawatir kalau Azizah menuntut jawabanku. Aku masih berpikir. Mengapa Azizah menyampaikan hal itu kepadaku. Tampang pas-pasan, belum punya pekerjaan tetap, apalagi soal cinta, aku paling tak paham.

Akhirnya kuputuskan untuk menghubungi orang tuaku. Mereka terkejut mendengar ceritaku. Namun, mereka hanya berpesan. “Nak, walau ibu belum tahu bagaimana dia, ibu harap dia yang terbaik buat dirimu. Ibu mengizinkan kamu untuk menikah. Tapi jangan salah langkah, itu bias fatal akibatnya. Semua keputusan kami serahkan kepadamu”. Hatiku sedikit tenang mendengar nasihat mereka.

Tiga minggu berlalu, selama itu pula aku tidak melihat Azizah di kampus. Sampai aku mendengar sebuah kabar yang sangat mengejutkanku. Azizah meninggal dunia.
“Innalillahi Wa Inna ilaihi roji’un”. Hatiku luluh dan bergegas melangkahkan kaki ke rumahnya.
Bunga duka cita berjejer, bendera merah berkibar, pelayat begitu ramai mendatangi rumahnya. Ku datangi ibu dan Ayah Azizah. Kesedihan mewarnai, Air mataku jatuh. Belum sempat aku menjawab permintaannya, Azizah terlebih dahulu dipanggil Sang Khalik. Ibunya bercerita kalau sejak terakhir aku main ke rumahnya, penyakit kanker otaknya kambuh.

Oh… alangkah payahnya diriku. Mengapa aku tidak pernah menghubungi Azizah sejak aku bertemu dengannnya. Sungguh penyesalan yang takkan pernah terbayar. Azizah tidak pernah cerita kalau dia mengidap penyakit mematikan itu. Di balik keceriaanya ternyata dia menyimpan penyakit yang kronis.

“Nak, ini ada titipan dari Azizah buatmu, dia memberikannya satu jam sebelum dia menghembuskan nafasnya yang teakhir”. Kulihat ibu tangisannya semakin menjadi.
Selepas fardhu kifayah, aku pulang ke kost dengan hati mendung seperti kondisi kota Medan yang selalui diwarnai hujan. Jalanku gontai. Penyesalan yang tiada henti. Di kamar aku buka titipan dari Azizah dengan ucapan bismillah.

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Azzamku…
Laa Tahzan…
Jangan bersedih atas kepergianku karena ini sudah menjadi rahasia Allah.
Jangan bersedih karena engkau tiada berada di sampingku saat aku dipanggil Alah.
Jangan bersedih karena engkau belum sempat menjawab permintaanku.
Jangan bersedih karena aku tidak pernah cerita tentang penyakitku ini.
Jangan bersedih Azzamku…
Azzamku…
Kamu masih ingat saat kita pertama kali bertemu di depan fakultas? Saat itu kamu meminjam penaku? Dasar kamu tak bermodal. Kamu tahu sejak saat itu aku tertarik padamu. Kata-katamu yang halus dan senyumanmu membuat aku teringat selalu.
Azzzamku…
Kini aku terlebih dahulu pergi, aku harap engkau tidak berubah sedikitpun selepas kepergianku. Azzamku adalah Azzam yang pernah kukenal.
Azzamku…
Semoga kita bertemu di surga kelak… Amin.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Sahabatmu… 
Azizah

Kembali menetes air mataku. Cintaku kini telah pergi. Entah sampai kapan aku menemukan sosok sepertinya lagi. “Ya… Allah terimalah dirinya di sisi Engkau yang mulia, ampunilah dosa-dosanya, perhitungkanlah segala amalan-amalannya. Ya Allah, pertemukannlah aku dengan dirinya di akhirat kelak. Amin”.
Selamat jalan cinta pertamaku….

Dunia PII

Belajar

Membuat Box Style Link Cantik ala dr.emi dengan CSS

Jimanee nDesign box link cantik dengan menggunakan CSS ?

Pernah liat page link nyang ada di :
    http://www.dremi.info/tutorial/photoshop-forum.php ???

nah bagian paging na gw pake CSS bwat bikin box link na, kali ini kita bikin nyang sama tapi dengan style CSS nyang berbeda.

Simple aja mulai dengan style ke gini:

 

<style>
    #pagin a
    {
    font-family:Tahoma;
    font-size:11px;
    display:block;
    float:left;
    cursor:pointer;
    color:#00c;
    text-decoration:none;
    display:inline-block;
    border:1px solid #ccc;
    padding:.3em .7em;
    margin:0 .38em 0 0;
    text-align:center
    }
    #pagin a:hover
    {
    background:#f0f7e8;
    border:1px solid #83bc46
    }
    #pagin a.sel
    {
    color:#333;
    font-weight:normal;
    background:#f0f7e8;
    cursor: default;
    border:1px solid #83bc46
    }
    </style>

 

Tros terapkan ke dalam halaman HTML lu:

 

<div id="pagin">
    <a class="sel">1</a><a href="http://csslovers.co.cc">2</a>
    <a href="http://dremi468.blogspot.com">3</a>
    <a href="http://dremi.info/tutorial/photoshop-forum.php">4</a>
    </div>

heehe jadi dah, lagi lagi tutorial CSS na singket !!! biarin weks :P !!

Penasaran kan mao liat hasilna ?? klik ajah link dibawah ini, bwat preview hasilna:

http://www.dremi.info/web/tips/css-box-style-design.html

 

Tros kalo mao download disini:

http://www.ziddu.com/download/1774822/css-box-style-design.rar.html

 

Thanks, dr.emi

Thanks to brotherhood and sister of ilmuwebsite.com

Bwat ephi.... opo iku boooyoooo ??????? gyaahahahahahhahahaha :P


Sumber dari situs Ilmu Website dalam kategori html dengan judul Membuat Box Style Link Cantik ala dr.emi dengan CS

Sabtu, 27 Desember 2008

Dua Ekor Singa

 
Suatu sore di tengah telaga terlihat dua orang yang sedang memancing. Tampaknya mereka ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu bersama. Diatas perahu kecil, keduanya sibuk mengatur joran dan umpan. Air telaga bergoyang perlahan membentuk riak. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap sayap angsa yang sedang berenang beriringan. Suasananyapun begitu tenang hingga terdengar sebuah percakapan.

“Ayah”

“Hmm…ya.” Sang ayah menjawab perlahan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur.

“Beberapa malam ini,” ucap sang anak, “ aku bermimpi aneh.
Dalam mimpiku ada dua ekor singa yang tampak sedang berkelahi dalam hatiku. Gigi mereka terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk mencakar dan mengeram seperti saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan.”

Anak muda ini terdiam sesaat, lalu melanjutkan ceritanya. “ Singa yang pertama terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Tubuhnya pun kokoh, bulu-bulunya teratur rapih. Walaupun suaranya terdengar keras, tapi menenangkan buatku.”

Ayah menoleh lalu meletakan pancingnya di pinggir haluan.

“Tapi, Ayah, singa yang satu lagi menakutkan. Geraknya tak beraturan, sibuk menerjang kesana kemari. Punggungnya kotor. Bulu-bulunya ada yang koyak. Suaranya lantang namun parau dan menyakitkan.”

“Aku bingung, apa maksud dari mimpi itu. Apakah singa – singa itu gambaran dari sifat – sifat baik dan buruk yang aku miliki ? Dan singa mana yang akan memenangkan pertarungan itu karena nampaknya mereka sama – sama kuat ?”

Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang ayah mulai angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda gagah di depannya. Sambil tersenyum, si ayah berkata, “Pemenangnya adalah yang paling sering kau beri makan.”

Ayahnya tersenyum dan kembali mengambil pancingnya. Lalu dengan satu hentakan kuat di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga. Tercipta kembali pusaran – pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu kembali menerpa sayap – sayap angsa putih di tepian telaga.

Sahabat, begitulah adanya. Setiap diri kita punya dua ekor ‘singa’ yang selalu bersaing. Keduanya selalu berusaha untuk saling menjatuhkan. Mereka berusaha untuk menjadi pemimpin bagi yang lain. Pertarungan diantara mereka tak pernah tuntas karena selalu saja terjadi pergiliran kemenangan. Kalah menang dalam persaingan itu layaknya mata koin yang selalu berganti – ganti. Dan kita sering di buat bingung, sebab kedua kekuatan baik – buruknya ini terlihat sama kuatnya.

Tapi siapakah pemenangnya saat ini dalam dirimu ? Singa yang kokoh dengan bulu – bulu teratur ataukah singa yang berbulu koyak dan menakutkan ? Lalu singa macam apa yang menguasaimu ? “Singa” yang optimistis, pantang menyerah, tekun, sabar, rendah hati, cinta damai dan toleran ataukah “singa” yang bringas, mudah emosi, sombong dan arogan ?

Saya percaya, kita sendirilah yang menentukan kemenangan bagi kedua singa itu. Jika kita sering memberi ‘makan’ pada singa yang yang tenang tadi maka imbalan kebaikanlah yang akan kita dapatkan. Jika kita terbiasa untuk memupuk optimisme dan pantang menyerah, maka ‘singa’ yang tenang akan memberikan keberhasilan. Namun sebaliknya, jika setiap saat kita memendam marah, mudah curiga dan berprasangka, sombong dan sering tak sabar, maka jelaslah ‘singa’ macam apa yang akan jadi pemenangnya.

Sahabat, biarkan “singa – singa” penuh semangat hadir dalam jiwamu. Rawatlah dengan keluhuran budi dan kebersihan nurani. Sisirlah bulu – bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya. Perkuat punggungnya dengan optimisme dan pertajam selalu kuku – kuku kesabarannya. Biarkan ia menjadi pemenang. Singa yang kokoh, dengan bulu – bulu yang teratrur rapih, kuku yang tajam, suara yang lantang namun tetap tenang dan tegas.

Namun jangan biarkan ‘singa – singa’ pemarah menguasai pikiranmu. Jangan pernah berikan kesempatan bagi kesombongan untuk menjadi besar dan menghalangi keberhasilanmu. Jangan biarkan tinggi hati, kedengkian, emosi dan dendam memimpin hatimu.

Dunia PII

Rabu, 24 Desember 2008

Kamus Online Plus Penerjemah Handal (online dictionary)

Online Dictionary

What You Need for transliteration (online translator) please click the link above.

Pada suatu hari ada seorang yang kebingungan, sebab ia mendapat tugas untuk cari materi diinternet untuk dibuat suatu presentasi, namun apa mau dikata dia sama sekali gak bisa bahasa orang barat alias bahasa inggris, tapi dia mencoba mencari solusinya dengan mencari orang yang bisa bahasa ingris guna untuk menterjemahkannya supaya dia dapat mengerjakan tugasnya tersebut, namun setelah mondar- mandir kesana kemari sampai capek sekalipun dia tidak mendapatkan apa yang ia cari yaitu orang yang dapat membantu dia, al hasil hanya capek dan tugas yang belum kelar sama sekali yang ia dapat, dan orang itu adalah gue sendiri He...he...he...

Lalu keesokan harinya ia mencoba cara lain lagi setelah semalaman berfikir untuk mencari solusi dan tidak ketemu-ketemu cara yang tokcer. Tapi tuhan memang maha adil, tuhan tidak akan menimpakan suatu ujian yang hambanya tidak sanggup menerimanya. dan ketika pagi itu q membuka E-Mailq disitu ada beberapa e-mail baru yang masuk dan setelah q buka satu persatu maka Alhamdulillah, segala puji bagi allah yang akhirnya q dapat solusi dari persoalan tersebut diatas. maka langsung saja q meluncur kealamat yang ditunjukkan oleh temanq yang mana intinya adalah "kamus online".

Nah dari itu saya ingin berbagi pengalaman bersama para Friends supaya tidak kelabakan alias kebingungan dengan tugas yang berbahasa lain, nah gunakan sebaik2nya ya! oke friends.....?!  

Kamus Plus Penerjemah, Nie ada berita ter-News bagi anda yang kesulitan untuk mentranslate dari bahasa ini kebahasa itu (bahasa inggris ke indonesia ato DLL) maka disini solusinya....

ato langsung ketik aza dibrouser temen2 nie...alamatnya,

http://translate.google.com

Sabtu, 13 Desember 2008

RENUNGAN

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?" "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,"jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. "Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.___________
Artikel kiriman Oman Danarmaja (Oman), message@mail.12frenz.com
 
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA. Thanks you for visiting!
Share |